Jam 06.05 pagi tepat pesawat Merpati jurusan Yogyakarta-Makassar take off.....
Penerbangan memakan waktu kurang lebih 1,5 jam, akan tetapi sewaktu kami mendarat di Makassar telah menunjuk pada jam 08.30...karena ada perbedaan waktu 1 jam lebih dulu...
segera saya nyalakan Nokia dan langsung merespon dengan baik perbedaan waktu jogja dengan makassar....
Bandara Sultan Hassanudin yang baru ternyata memang sangat megah...luas dan nyaman...(maaf tidak ada fotonya)
akan tetapi saat keluar dari dalam bandara menunggu jemputan dari keluarga H. Ahmad Sialla, waauw...cuaca panaaaas sekali....mengingatkan panasnya kota Semarang (saat saya berada di sana April 2011)...waduh, lupa ndak bawa kipas nih...
Tak lama kami sudah menyusuri kepadatan jalan menuju pusat kota. Ramai sekali pada pagi menjelang siang hari Sabtu itu. Saat itu kami tidak menggunakan jalan tol, jadi harus siaap terjebak macet dan mengantri di lampu merah.... tapi tidak apa, saya mulai menikmati potret jalan menuju pusat kota Makasar dengan ramainya penjual buah pisang dll... Pisang disini murah lho, kata mbak Yanti, sang tuan rumah....
Memulai wisata kuliner di makassar...sop saudara di jalan Cendrawasih, nama tempatnya, maaf lupa...hmmm, mengapa disebut demikian, entahlah, sang tuan rumah juga tidak bisa menjawab dengan pasti. penampilannya memang seperti namanya, kuah bening dan berasa khas dengan bumbu rempah, berisi daging atau jeroan....boleh pilih kok....dan disajikan dengan ketupat ala makasar atau buras...
Hmmm...segar dan tentu saja kenyang....Alhamdulillah...
Sore hari, kami memulai jelajah Makasar...dimulai dari Pantai Losari.....pantai yang menghadap ke selat makassar ini sore ini sangat ramai...jadi untuk berfoto agak sedikit sulit...dulu di sepanjang pantai terdapat warung makan seafood sehingga disebut warung terpanjang...tapi sekarang sudah tidak ada lagi...
Walaupun sama-sama pantai, tetapi jangan berpikir akan menemukan pasir hitam ataupun putih seperti di parangtritis atau krakal ya...karena tepi pantai telah diperkeras dengan semen, mungkin untuk menahan abrasi, karena ditepi pantai ini ada banyak bangunan dari hotel, tempat hiburan dan restoran, juga ada rumah sakit (RS Stella Maris).
![]() |
di depan RS Stella Maris |
![]() | |||
bergaya di pantai Losari |
Cuaca pada sore itu masih cukup panas...walaupun jarum jam sudah hampir menunjuk pada angka 5 sore...
Semakin sore, semakin banyak masyarakat yang datang...apalagi malam minggu. Jadi kami segera beranjak pergi dan berencana kembali ke Losari besok paginya...
Malam pertama di Makasar...aduuuh panasnya, Palembang yang sudah panas pun kalah...menurut mbak Yanti, baru kali ini Makasar begitu panas, tidak ada hujan turun pula...serba salah deh, kipas angin dinyalakan eee takut masuk angin, tidak dinyalakan...puanase polll....
Lalu pada jam 3 pagi saya bangun dan langsung menuju kamar mandi untuk mandi pagi eh salah ya...mandi dinihari...baru terasa sangat segar.....
Paginya kami berangkat lagi ke pantai Losari dan wow ada sunday morning seperti di lembah UGM...jalan di sepanjang pantai penuh dengan masyarakat yang berjalan-jalan dan menikmati pantai...
Kalau mau berperahu memutari depan anjungan Pantai Losari, bisa naik perahu yang dibuat berbentuk bebek...
Matahari bersinar sangat terik, sehingga kami pun tidak berlama-lama berada disana...
![]() |
naik perahu bebek |
Malamnya...kita lanjutkan dengan wisata kuliner...mie kering yang disiram dengan kuah kental seafood...ada udang, cumi sayuran hijau...pokoknya mantap deh...mienya garing renyah dan kuah nya hmmm...maknyuuss deh...
Hanya saja kalau yang porsi makannya kecil seperti saya, pesannya harus pakai bilang setengah porsi ya.....walau dibilang setengah porsi tapi wow masih banyak juga nih...ada juga yang menyebutnya mie titi...
Tempatnya di Mie Anto yang terletak di Jalan Bali , Makasar.....
Selanjutnya, siap berburu oleh-oleh di Jalan Sombaopu...di kiri-kanan jalan Sombaopu ini banyak sekali toko oleh-oleh dan souvenir khas makasar, seperti kaos, sirup markisa, kerajinan khas sulawesi selatan...dan juga banyak toko emas di Jalan Sombaopu ini, sayangnya kalau malam hampir semua toko emas sudah tutup.....
Menurut mbak Yanti, sang guide kami, emas di makasar ini kualitasnya lebih bagus dari emas di jogja atau jawa pada umumnya...kadarnya lebih tinggi dan warnanya kuning...dan tentu saja harganya lebih tinggi...hmmm, sama dengan emas di palembang dong....
Dengan bekal mie Anto dan sebotol teh....saya menikmati malam kedua di Makasar...
Seterusnya nanti akan saya sambung lagi di 'Cerita dari Celebes (II)'....
Elisa...