Jumat, 28 Oktober 2011

Kalikuning : Riwayatmu kini…



 










Kalikuning adalah nama sebuah sungai yang berhulu di Gunung Merapi. Letaknya di sebelah timur Kaliurang, dipisahkan oleh bukit yang ditumbuhi hutan pinus dan di sebelah barat desa Kinahrejo,  rumah almarhum Mbah Marijan. Di bagian hulu, Kalikuning berada dalam sebuah lembah sempit nan curam yang dibatasi oleh tebing tinggi. Aliran Kalikuning membelah Sleman menuju Bantul melewati timur Bandara Adisucipto dan terus ke arah selatan dan bersatu dengan Kali Opak di daerah Jetis, Bantul.
Untuk menuju ke daerah ini sangat mudah. Dengan menyusuri Jalan Kaliurang, setelah sampai di perempatan Pakem, belok kanan mengikuti jalan alternative arah ke Solo, melewati Rumah Makan Morolejar dan lurus terus ke atas. Jalannya aspal menanjak tetapi landai dengan pemandangan sekitar berupa sawah dan perumahan penduduk.  Namun apabila dari arah Kaliurang, daripada lurus ke arah Pakem, dapat belok kiri di KM 21, melewati jembatan dan akan menembus jalan lurus yang menanjak. Hanya saja lebih nyaman berkunjung dengan kendaraan pribadi, mengingat agak sulitnya transportasi umum ke arah sini.
Daerah ini sangat familiar bagi saya, saya ingat waktu acara inagurasi mahasiswa baru, kami semua mahasiswa baru Biologi Gadjah Mada menginap semalam disini. Esok paginya kami menjelajah hutan pinus di atas Kalikuning seberang sungai, belajar memahami ekosistem hutan…hmmm… Kemudian di akhir masa kuliah, saya kembali mengunjungi daerah ini…yach, melepas lelah dan penat mengerjakan skripsi…kali ini ditemani kakak sepupu saya, Haryati. Di sini kami benar-benar menjelajahi daerah Kalikuning dari atas, daerah tempat dibangunnya mushola,  pendopo dan tempat penarikan retribusi (tetapi pada saat itu belum ada apa-apa), kemudian menyusuri aliran Kalikuning melewati jembatan panjang di antara hutan pinus… Selanjutnya kembali ke atas tempat parkir kendaraan,  kami berjalan melewati jalan aspal yang kami lewati sebelumnya…nah, rasanya kaki setelah pulang…serasa mau memanggil tukang pijat…
Tidak berhenti sampai disini, keakraban saya dengan pohon pinus yang ada di Kalikuning ini semakin erat karena serasahnya membuat saya berhak menambahkan tiga huruf lagi di belakang tiga huruf sebelumnya di belakang nama…jadi…aduhai betapa saya kehilanganmu wahai pinus-pinus…
Pada pertengahan Juli 2008, saya mengantar seorang sahabat dari Palembang, Neni, menjelajah kawasan ini kembali. Saat sampai di daerah Pakem, Merapi begitu cantik menampakkan puncaknya…begitu pula saat kami sudah berada di Kalikuning… Setelah beberapa tahun tidak ke sini, ternyata ada jalan baru untuk turun, telah dibangun tangga turun ke lembah Kalikuning di dekat jalan yang dulu saya lalui…lebih enak memang, tapi turun meliuk-liuk di tebing terjal lebih menawarkan sensasi luar biasa… Sesampai di bawah…gemericik air sungai yang jernih di musim kemarau segera menyambut kami. Rasanya sayang apabila kami melewatkan main air sejenak sambil sedikit narsis berfoto ria… Akan tetapi, sayang sekali kami tidak sempat pergi ke arah jembatan di atas sungai…maafkan ya Neni, saya lupa bercerita soal itu… Karena memburu waktu ke tempat lain maka kami pun segera meninggalkan tempat menuju Jogja…  Masih di bulan yang sama, beberapa teman yang tahu saya pergi ke Kalikuning mengajak saya untuk kembali ke Kalikuning…hmmm…rupanya bertahun-tahun di Jogja, ada yang belum pernah tahu ada daerah yang luar biasa indah bernama Kalikuning…keterlaluan…hhh…padahal ke Kaliurang sudah tak terhitung… Ok lah, saya mengantar Dr. Yanti, jeng Lela dan Joko ke Kalikuning…menikmati udara gunung yang sehat, gemericik air jernih, hanya saja kali ini Merapi begitu malu menunjukkan dirinya…lebih memilih berlindung di balik awan…hmmm…
Namun, tiada terkira kunjungan itu menjadi yang terakhir kali…sewaktu erupsi Merapi 2006, daerah ini tidak mendapat hadiah material Merapi…hanya tempat wisata Kaliadem yang luluh lantak…namun sekarang…Kalikuning benar-benar tinggal sisa cerita, gemericik air mengalir yang jernih di antara bebatuan, hutan pinus yang menghijau rimbun, tebing menjulang…yang ada sekarang batang-batang pinus berserakan, hangus, gersang, panas…lembah itu telah terkubur material letusan 2010 yang bergitu hebat…
Semoga dengan berjalannya waktu, keindahan itu akan kembali lagi dan bisa dinikmati oleh anak cucu kita…waktu akan berputar dan semoga ke arah yang lebih baik…

Wajah Kalikuning (2008)









Wajah Kalikuning dan sekitarnya (Desember 2010)
                                
                                             

Perubahan puncak Merapi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar