Kalikuning adalah nama sebuah sungai yang berhulu di Gunung Merapi. Letaknya di sebelah timur Kaliurang, dipisahkan oleh bukit yang ditumbuhi hutan pinus dan di sebelah barat desa Kinahrejo, rumah almarhum Mbah Marijan. Di bagian hulu, Kalikuning berada dalam sebuah lembah sempit nan curam yang dibatasi oleh tebing tinggi. Aliran Kalikuning membelah Sleman menuju Bantul melewati timur Bandara Adisucipto dan terus ke arah selatan dan bersatu dengan Kali Opak di daerah Jetis, Bantul.
Untuk menuju ke
daerah ini sangat mudah. Dengan menyusuri Jalan Kaliurang, setelah sampai di
perempatan Pakem, belok kanan mengikuti jalan alternative arah ke Solo,
melewati Rumah Makan Morolejar dan lurus terus ke atas. Jalannya aspal menanjak
tetapi landai dengan pemandangan sekitar berupa sawah dan perumahan
penduduk. Namun apabila dari arah
Kaliurang, daripada lurus ke arah Pakem, dapat belok kiri di KM 21, melewati
jembatan dan akan menembus jalan lurus yang menanjak. Hanya saja lebih nyaman
berkunjung dengan kendaraan pribadi, mengingat agak sulitnya transportasi umum
ke arah sini.
Daerah ini
sangat familiar bagi saya, saya ingat waktu acara inagurasi mahasiswa baru,
kami semua mahasiswa baru Biologi Gadjah Mada menginap semalam disini. Esok
paginya kami menjelajah hutan pinus di atas Kalikuning seberang sungai, belajar
memahami ekosistem hutan…hmmm… Kemudian di akhir masa kuliah, saya kembali
mengunjungi daerah ini…yach, melepas lelah dan penat mengerjakan skripsi…kali
ini ditemani kakak sepupu saya, Haryati. Di sini kami benar-benar menjelajahi
daerah Kalikuning dari atas, daerah tempat dibangunnya mushola, pendopo dan tempat penarikan retribusi
(tetapi pada saat itu belum ada apa-apa), kemudian menyusuri aliran Kalikuning
melewati jembatan panjang di antara hutan pinus… Selanjutnya kembali ke atas
tempat parkir kendaraan, kami berjalan
melewati jalan aspal yang kami lewati sebelumnya…nah, rasanya kaki setelah
pulang…serasa mau memanggil tukang pijat…
Tidak berhenti
sampai disini, keakraban saya dengan pohon pinus yang ada di Kalikuning ini semakin
erat karena serasahnya membuat saya berhak menambahkan tiga huruf lagi di
belakang tiga huruf sebelumnya di belakang nama…jadi…aduhai betapa saya
kehilanganmu wahai pinus-pinus…
Pada pertengahan
Juli 2008, saya mengantar seorang sahabat dari Palembang, Neni, menjelajah
kawasan ini kembali. Saat sampai di daerah Pakem, Merapi begitu cantik
menampakkan puncaknya…begitu pula saat kami sudah berada di Kalikuning… Setelah
beberapa tahun tidak ke sini, ternyata ada jalan baru untuk turun, telah
dibangun tangga turun ke lembah Kalikuning di dekat jalan yang dulu saya
lalui…lebih enak memang, tapi turun meliuk-liuk di tebing terjal lebih
menawarkan sensasi luar biasa… Sesampai di bawah…gemericik air sungai yang
jernih di musim kemarau segera menyambut kami. Rasanya sayang apabila kami
melewatkan main air sejenak sambil sedikit narsis berfoto ria… Akan tetapi,
sayang sekali kami tidak sempat pergi ke arah jembatan di atas sungai…maafkan
ya Neni, saya lupa bercerita soal itu… Karena memburu waktu ke tempat lain maka
kami pun segera meninggalkan tempat menuju Jogja… Masih di bulan yang sama, beberapa teman yang
tahu saya pergi ke Kalikuning mengajak saya untuk kembali ke
Kalikuning…hmmm…rupanya bertahun-tahun di Jogja, ada yang belum pernah tahu ada
daerah yang luar biasa indah bernama Kalikuning…keterlaluan…hhh…padahal ke
Kaliurang sudah tak terhitung… Ok lah, saya mengantar Dr. Yanti, jeng Lela dan
Joko ke Kalikuning…menikmati udara gunung yang sehat, gemericik air jernih,
hanya saja kali ini Merapi begitu malu menunjukkan dirinya…lebih memilih berlindung
di balik awan…hmmm…
Namun, tiada
terkira kunjungan itu menjadi yang terakhir kali…sewaktu erupsi Merapi 2006,
daerah ini tidak mendapat hadiah material Merapi…hanya tempat wisata Kaliadem
yang luluh lantak…namun sekarang…Kalikuning benar-benar tinggal sisa cerita,
gemericik air mengalir yang jernih di antara bebatuan, hutan pinus yang
menghijau rimbun, tebing menjulang…yang ada sekarang batang-batang pinus
berserakan, hangus, gersang, panas…lembah itu telah terkubur material letusan
2010 yang bergitu hebat…
Semoga dengan
berjalannya waktu, keindahan itu akan kembali lagi dan bisa dinikmati oleh anak
cucu kita…waktu akan berputar dan semoga ke arah yang lebih baik…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar