Rabu, 09 Mei 2012

SEBUAH CERITA TENTANG PENDIDIKAN


Bulan Mei, tanggal 2…hari Pendidikan Nasional
Mengingat hari ini...selalu membuat prihatin…tentang sekolah rusak, tentang anak-anak sekolah yang harus menempuh perjalanan jauh dan berbahaya untuk pergi ke sekolah, tentang biaya yang semakin tinggi, tentang sebuah profesi luar biasa mulia yang bernama GURU…
GURU…diguGU dan ditiRU…jadi teladan baik dari kata-kata maupun tingkah laku…seorang pahlawan tanpa tanda jasa…begitulah Bapak Sartono memberi penghargaan tinggi untuk profesi ini dalam syair lagu ciptaan beliau…HYMNE GURU…

GURU…pada saat ini tentu ini adalah profesi yang tidak hanya mulia tetapi juga menjanjikan kehidupan yang lebih baik…tak heran bila sekolah-sekolah pendidikan guru memiliki peminat yang tak kalah dibanding peminat jurusan favorit lainnya…
Semoga dengan bertambah banyaknya para calon guru dapat membantu mengatasi masalah pendidikan di Indonesia…amin

Sebuah inspirasi, menjaga semangat
Pendidikan...setiap orang dapat menjadi guru dan setiap orang dapat menjadi murid... selama ini, secara tidak sadar, kita membatasi ranah pendidikan hanya berada di lingkungan sekolah formal dari TK/PAUD/KB sampai Perguruan Tinggi…padahal pendidikan sebenarnya dimulai dari kita lahir di dunia ini…sejak bayi kita belajar apa yang harus dilakukan bila lapar, belajar duduk-berjalan-bicara, belajar mengenal orang tua-saudara-tetangga, belajar mengenal lingkungan, sampai saat setelah lulus kuliah pun kita masih belajar mengelola hidup, merencanakan masa depan, belajar di lingkungan kerja dan seterusnya…
Jadi pendidikan tidak diartikan sempit, hanya berada di lingkungan sekolah atau kampus formal saja, tetapi berada di mana saja...

Bicara tentang pendidikan di negeri ini…sebuah terobosan Anies Baswedan dkk benar-benar luar biasa…menohok pas di hati…mengingat sebuah profesi yang luar biasa mulia ada di pundak… Tulisan selanjutnya di bawah ini merupakan intisari sebuah Roadshow Indonesia Mengajar di UMY dengan narasumber Anies Baswedan, Rektor Universitas Paramadina.

Setahun mengajar, seumur hidup menginspirasi…semboyan luar biasa dari Indonesia Mengajar (baca indonesiamengajar.org)
Menurut pandangan Anies Baswedan, kita adalah produk dan akibat dari pendidikan Indonesia, sehingga kita punya tanggung jawab moral untuk mendidik juga.

Pendidikan Indonesia, banyak masalah...yg paling krusial adalah kualitas guru... Jika seorang guru baik maka akan dititipi muatan apapun untuk disampaikan pada naka didiknya maka hasilnya akan baik juga, tetapi dapat terjadi sebaliknya...
Hal ini kembali ke pameo GURU-diguGU lan ditiRU…
Sebaran indeks kualitas guru rata-rata Indonesia adalah 3,77 dari grade 1 - 11... Daerah dengan indeks kualitas guru tinggi di Indonesia adalah Jatim, DKI, DIY dan Jateng, tetapi angkanya masih pada kisaran 4...
So, bayangkan yang bagus saja masih berada di level sepertiga terbawah…bagaimana yang kurang/tidak bagus…

Masalah yang lain adalah distribusi guru tidak merata...
Rasio guru dan murid di Indonesia 1:18...cukup bagus tapi karena masalah di atas...distribusi guru yang tidak merata memberikan pengaruh negatif...
Inspirasi Indonesia Mengajar adalah pada program Pengerahan Tenaga Mahasiswa (PTM) pada saat awal Indonesia merdeka tahun 1952.  Pada saat itu pemerintah mendirikan SMA di hampir setiap kabupaten, sekitar 150 buah, akan tetapi pemerintah kekurangan tenaga guru. Oleh karena itu dicanangkanlah program tersebut. Sayangnya program ini hanya berlangsung selama 10 tahun, sekitar tahun 1962, dikarenakan situasi politik mulai panas, maka program berhenti. Namun hasilnya luar biasa…dari daerah terpencil yang semula tidak terpikir untuk melanjutkan pendidikan lebih lanjut, menjadi terbantu dan terinspirasi untuk melanjutkan pendidikan tinggi.
Dan Indonesia memiliki masyarakat yang lebih terdidik pada akhir 1980an

Sebuah cerita dari Prof. Koesnadi Harjasumantri (alm) yang diceritakan kembali oleh Anies Baswedan, saat itu beliau (Alm. Prof Koesnadi) menjadi sukarelawan PTM di daerah Nusa Tenggara Timur dan ketika kembali ke Yogyakarta membawa 3 orang anak didiknya untuk kuliah di Yogyakarta. Salah dua dari ketiga orang itu adalah Adrianus Mooy (mantan Gubernur Bank Indonesia) dan mantan Rektor Universitas Satya Wacana Salatiga (Prof. K.H. Timotius???)…it’s amazing.
Sebuah cerita lagi dari Anies Baswedan, saat bertemu seorang dokter dari PMI Jakarta, dokter tersebut berkata kepada Anies Baswedan: andai tidak ada program PTM, andai tidak datang para mahasiswa menjadi guru di tempat kami, maka saya tidak akan bisa kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makasar…..(bapak tersebut berasal dari Pare-Pare, Sulawesi Selatan)…..subhanallah…luar biasa…

Berada di ruangan tempat berlangsungnya acara roadshow membuat beberapa kali saya harus mengelap mata yang agak basah…terharu…merinding…luar biasa terharu…
Bagaimana tidak…para sarjana, yang notabene orang-orang cerdas dan berkelas, dan semakin berkelas dengan semangat pengabdian pada negara mereka...bersedia dan siap untuk menjadi guru di SD-SD terpencil dengan segala permasalahannya, tanpa digaji dengan materi, harus siap dan mampu menjadi decision maker dengan cepat di lingkungan tersebut...jauh dari keluarga, jauh dari semua gadget, dan tidak ada/lemah sinyal telepon...untuk setahun lamanya...menjadi bagian dari masyarakat setempat, menjadikannya sebagai the second home, memperkuat tenun kebangsaan Indonesia...subhanallah...
Mengingat kembali lagu Hymne Guru, sosok para pengajar muda yang masih begitu muda tapi luar biasa inilah yang paling cocok mendapat gelar tanpa tanda jasa...
It's priceless...melihat mata-mata jernih bercahaya mendapat pengetahuan...seperti membawa dari kegelapan menuju ke cahaya...
Ini menjadi refleksi pribadi, begitu jauuh...dan semoga menjadi penjaga semangat, melakukan sesuatu untuk negeri ini...

Akhir dari acara ini, harus dicermati dan dipahami bahwa pendidikan adalah gerakan, jangan hanya sebatas program yang berakhir menjadi slogan.
Janji kemerdekaan...ada di pembukaan uud 45, ada 4 hal, salah satunya mencerdaskan pendidikan bangsa...
Janji...harus ditepati...bukan lagi cita-cita kemerdekaan....


by Elisa


1 komentar: